Kamis, 15 April 2010

A. LATIHAN

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf a,
b, c, atau d!

1. Hubungan Indonesia dengan Asia Barat dan Asia Selatan telah terjalin sejak awal abad Masehi
yaitu berupa hubungan ....
a. diplomatik b. perdagangan c. agama dan budaya d. sosial dan politik

2. Bangsa Asia Selatan yang banyak berperan dalam penyiaran agama Islam di Indonesia, adalah
para pedagang ....
a. Persia b. Arab c. Gujarat d. India Utara

3. Barang komoditi Indonesia yang dijual ke dunia Barat sampai abad ke-15, adalah ....
a. Sutra b. kina c. cengkih d. tembakau

4. Batu nisan Malik as Saleh ( Malikussaleh ) menjadi bukti bahwa Islam mulai berkembang di
Indonesia pada abad ke ....
a. 11 b. 12 c. 13 d. 14

5. Dibanding dengan agama Hindu, agama Islam meluas dan berkembang ke berbagai daerah di indonesia. Faktor yang mendukung adalah ....
a. mudah diterima raja karena ajarannya feodal
b. upacara keagamaan disesuaikan dengan kondisi Arab
c. prosesnya mudah, cukup dengan mengucapkan kalimat syahadat
d. raja-raja Islam dalam meluaskan islam dengan menaklukkan kerajaan lain.

6. Saluran penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para ulama melalui....
a. perdagangan b. pendidikan c. sosial budaya d. upacara adat

7. Wali sanga yang berasal dari keturunan asing adalah sunan ....
a. Bonang b. Gunung jati c. kudus d. Gresik

8. Sunan yang banyak menyebarkan agama Islam di daerah Banyuwangi yaitu sunan ....
a. Giri b. Bonang c. ampel d. Drajat

9. Wali yang pertama menjadi guru para wali adalah Sunan ....
a. ampel b. bonang c. Drajat d. Gresik

10. Kemunduran Majapahit mempercepat proses Islamisasi di Pulau Jawa, karena para Bupati pesisir banyak yang berusaha melepaskan diri, hal ini mendorong berdirinya kerajaan Islam di Jawa berikut ini, yaitu .....
a. Banten b. Melayu c. Mataram d. Pajajaran

11. Perkampungan para pedagang (muslim) di sekitar pusat-pusat perdagangan disebut ....
a. Kauman b. musliman c. pekojan d. pecinan

12. Para wali di Jawa berperan sebagai penasehat raja dan keluarganya. Hal tersebut adalah peran wali di bidang ....
a. politik b. budaya c. budaya d. agama

13. Budaya baru yang dikembangkan para wali di Jawa, sebagai hasil asimilasi budaya Islam dengan kebudayaan setempat. Contoh kebudayaan baru tersebut adalah ....
a. Ngaben b. Sekaten c. Nyepi d. Kirab

14. Penghulu Demak adalah sebutan bagi para ulama yang benyak belajar ilmu di Demak. Mereka berasal dari ....
a. Sulawesi b. Maluku. c. Kalimantan d. Sumatera

15. Ahli ilmu Tasawuf dari India yang banyak mengabdikan dirinya di Aceh sebagai pengajar agama adalah ....
a. Hamzah Fanzuri b. Nurudin Ar-raniri c. Syekh Abdurrauf d. Syekh Siti Djenar

Rabu, 14 April 2010

C. PERANAN PEDAGANG DAN ULAMA DALAM PENYIARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

Para pedagang dan ulama baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, banyak berperan dalam penyiaran agama Islam di Indonesia.

1. Peranan Pedagang dalam Menyiarkan Agama Islam di Indonesia.

Berita yang menyebutkan bahwa adanya orang-orang muslim yang berdagang dan singgah di kepulauan Indonesia berasal dari catatan Cina pada masa Dinasti Tang, yang berkuasa pada sekitar abad ke-7. Dari berita ini diketahui bahwa penyebaran agama Islam di Indonesia dibawa oleh para pedagang muslim, yang kemudian diketahui mereka adalah para pedagang dari Arab, Persia dan Gujarat.
Para pedagang ini kemudian bertempat tinggal di Indonesia di sekitar pusat-pisat perdagangan. Oleh karena itu, terjadi hubungan akrab antarsesama pedagang dan antara para pedagang dengan penduduk Indonesia/masyarakat setempat. Di antara para pedagang ada yang berhasil memperoleh status sosial yang cukup tinggi karena kekayaannya, sehingga dapat menjadi menantu bangsawan atau bahkan ada yang diambil sebagai menantu raja.
Pedagang asing merupakan golongan pembawa ajaran agama Islam, sedang penerimanya adalah orang Indonesia sesama pedagang, kaum bangsawan, raja beserta keluarganya, dan masyarakat luas. Para pedagang asing dipastikan dapat berhadapan langsung dengan raja dan kaum bangsawan, karena raja disamping penguasa juga pemegang kunci utama perdagangan.
Menurut cerita tradisional dan kitab babad, disebutkan bahwa para walilah yang berperan sebagai penyebar agama Islam di tanah jawa. maka para wali terutama Wali Sanga adalah golongan penerima yang kemudian dengan semangat tinggi menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat luas. menurut sumber hikayat Banjar, para penghulu Demak adalah pembawa dan penyebar agama Islam di Banjar ( Kalimantan Selatan ). Sedangkan di Sulawesi yang dianggap sebagai pembawa dan penyebar agama Islam adalah Datuk Bandang dan Datuk Sulaiman. Maka dari itu bangsawan kerajaan yang telah menjadi muslim (ulama), menjadi golongan penyebar agama Islam ke daerah lain sekaligus dalam rangka meluaskan pengaruh kerajaan.

2. Peranan Ulama dalam Mengembangkan Agama Islam di Indonesia

a. Peranan Ulama dan Wali Sanga

Penyebaran agama Islam di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan peranan ulama dan para wali. Para ulama dan para wali biasanya berasal dari kalangan bangsawan atau paling tidak orang yang dekat dengan kerajaan. Raja-raja di Indonesia memberdayakan para ulama dan para wali sebagai penyebar agama Islam di daerah-daerah. Merekalah yang berjasa dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Jumlah para wali di Jawa sebenarnya banyak, tetapi yang terkenal hanya sembilan orang, terkenal dengan sebutan Wali Sanga.
1). Sunan Gresik
Nama asli Sunan Gresik adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim, dikenal dengan Maulana Maghribi. Beliau sebagai penyebar agama Islam di Gresik dan sekitarnya. Beliau dikenal sebagai wali pertama dan guru dari para wali yang lain di Jawa.
2). Sunan Ampel
Sunan ampel menyebarkan agama Islam di daerah Ampel Dhenta, Surabaya. Dia dikenal sebagai bapak para wali, karena kedua anaknya Sunan Bonang dan Sunan Drajat termasuk golongan para Wali Sanga. Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Beliau ikut serta dalam pembangunan Mesjid Agung di Demak.
3). Sunan Giri.
Nama asli Sunan Giri adalah Raden Paku, putra ulama besar Syekh Maulana Ishak. Beliau penyebar agama Islam di daerah Ternate dan Tidore, di samping daerah Gresik.
4). Sunan Bonang
Nama asli Sunan Bonang adalah Makdum Ibrahim. Beliau adalah putra Sunan Ampel, dan guru dari Sunan Kalijaga. Daerah penyebarannya di daerah Tuban dan Lasem.
5). Sunan Drajat
Nama asli Sunan Drajat adalah Syarifudin. sejak kecil sudah dikenal karena kecerdasannya. Dia guru dari Sunan Kalijaga . Daerah penyebarannya adalah di sekitar Lamongan.
6). Sunan Kudus.
Sunan Kudus melakukan penyebaran agama Islam di daerah Kudus. Nama aslinya adalah Jafar Shodiq. Peninggalan Sunan Kudus yang sampai sekarang masih terpelihara dengan baik adalah masjid dan menara di Kudus.
7). Sunan Kalijaga.
Sunan kalijaga bertugas menyebarkan agama Islam di daerah Demak dan sekitarnya. Sunan Kalijaga adalah wali yang sangat terkenal karena menyebarkan agama Islam melalui seni wayang kulit. Caranya dengan mengadakan pertunjukkan, sambil diisi dakwah. Nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Mas Said.
8). Sunan Gunung Jati.
Nama asli dari Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah. Ketika menjadi raja di Banten, ia bergelar Faletehan. Daerah sasaran penyebaran agama Islam yang ia lakukan meliputi daerah Banten sampai Cirebon. Di samping itu Syarif Hidayatullah pernah menjadi panglima perang Kerajaan Demak ketika memimpin pasukan untuk berperang ke Sunda Kelapa melawan Portugis. dengan keberaniaannya itu, Syarif Hidayatullah dikenal dengan nama Fatahillah. Setelah wafat ia dimakamkan di Gunung Jati maka dikenal dengan Sunan Gunung jati.
9). Sunan Muria
Sunan Muria melakukan penyebaran agama Islam di daerah Calo di lereng Gunung Muria. Nama aslinya Raden Umar Said

b. Peranan Para Wali Sanga di Jawa
Para wali sanga adalah ulama yang banyak berperan di bidang politik, agama , sosial dan budaya.

1). Peranan Wali di Bidang Politik.
Pada umumnya wali menjadi penasehat kerajaan, menjadi guru para raja dan keluarganya. Ada juga wali yang menjadi raja, yaitu Faletehan. Para wali ikut mendukung kebijakan-kebijakan raja.
2). Peranan Wali di Bidang Agama.
Peran para wali yang utama adalah melakukan dakwah. Para wali mempunya i pondok pesantren sebagi pusat pendidikan agama. Selain menjadi guru di pondok, juga memberikan dakwah di daerah-daerah lain di tempat-tempat umum. Selain itu juga memberikan dakwah di lingkungan kerajaan.
Kecuali menggunakan dakwah, media lain yang digunakan dalam penyebaran agama islam adalah budaya setempat. Seperti yang dilakukan Sunan kalijaga, yaitu melalui pagelaran wayang kulit dan tembang atu gending dolanan.
3). Peranan wali di bidang sosial budaya
Misi sosial budaya yang dilaksanakan para wali akan terlihat dari hasil penyiaran agama dan budaya Islam. Hal ini tampak pada perubahan tingkah laku dan perubahan budaya umat sesudah menerima ajaran agama Islam. misalnya pola makan, Islam mengajarkan makanan yang halal dan haram. Dalam perkawinan, pernikahan secara islam perlu dihadirkan penghulu dan wajib mengucapkan kalimat Syahadat. para wali menghasilkan budaya baru sebagai asimilasi budaya, yaitu kebudayaan Islam dan kebudayaan setempat. ContoH sekatenan di solo, grebed Syawal di yogyakarta, Besaran di Demak dan Halal bi Hala di seluruh Indonesia. Para wali juga mengembangkan pengetahuan dan menulis buku. Misalnya kitab bonang yang dikarang oleh Sunan Bonang, yang sekarang disimpan di Belanda.

Para Ulama lain setelah Wali Sanga yang peranannya sama dengan para wali masih banyak jumlahnya. Mereka berasal dari Jawa maupun luar Jawa.

a). Tokoh Ulama di Jawa
1. Syekh bentong, daerah penyebarannya di gunung lawu
2. Sunan Bayat, daerah Klaten dan sekitarnya.
3. Syekh Majagung, Sunan Sendang, dan Sunan Prapen adalah ulama pemilik dan pemimpin
pondok pesantren yang banyak peranannya dalan pendidikan agama Islam di pulau Jawa.

b). Tokoh Ulama dari luar Jawa
1. Datuk Bandang, menyebarkan agama Islam di Makasar belajar agama islam di Demak.
2. Datuk Sulaiman, menyebarkan agama islam di sulawesi tengah dan Utara, belajar dari Su-
nan Giri.
3. Tuan Tunggang Parang, menyebarkan agama Islam di Kalimantan timur.
4. Penghulu Demak adalah ulama-ulama dari Banjarmasin yg belajar agama Islam di demak,
kemudian menyebarkan di Banjarmasin.

c). Ulama Pemikir Indonesia
1. Nurudun Ar-Raniri
Nama lengkap Nurudin bin Ali bin Hasanji bin Muhammad humaid ar-raniri. Berasal dari
daerah Ranir, gujarat. Datang ke Aceh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. ia
banyak mengajarkan pelajaran tasawuf. Kitab yang ditulis berjudul Sirat Al Mustakim.
2. Syekh Abdurrauf.
Terkenal dengan sebutan syekh kuala atau tengku Kuala. dilahirkan di Singkel tahun 1620
Masehi. Tahun 1642 pergi ke Arab untuk belajar agama Islam, kembali ke Aceh tahun
1661 dan mendirikan pondok pesantren di muara sungai Aceh.
Ajarannya dipusatkan pada ilmu Tasawauf Tarikat Syatariah tersebar hingga ke
Semenanjung Malaya ( Malaysia ). Diantara muridnya yang terkenal adalah Syekh
Burhannudin dari Minangkabau.
3. Hamzah Fansuri.
Asli berasal dari Aceh. Ia juga seorang ulama Tasawuf. Ilmu tasawuf yang diajarkan
disebut ilmu As-Suluk. Hamzah Fansuri menganut aliran Tasawuf Heterodok yang
ditentang oleh Nurudin Ar-Raniri. Di Jawa ditentang oleh Sunan Bonang karena dianggap
sesat. Untuk menentang tasawuf heterodoks Sunan Bonang menulis Kitab Bonang.





Senin, 12 April 2010

B. PROSES MASUK DAN PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

Islam lahir di Mekah ditandai dengan turunnya Al Qur'an. Setelah berkembang di Mekah dan madinah kemudian menyebar dan berkembang di seluruh Timur Tengah, Eropa Selatan, ke timur sampai Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Pada awalnya para pedagang Gujarat yang telah beragama Islam menyiarkan agama Islam bersamaan dengan pedagang Arab dan Persia. Mereka berdagang sambil melakukan kegiatan siar agama Islam di tempat-tempat mereka berlabuh.

1. Awal Islam Masuk ke Indonesia


Berdasarkan bukti-bukti sejarah yag diketemukan, ada beberapa pendapat mengenai masuknya agama Islam ke Indonesia.
Pendapat pertama mengatakan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7. Pendapat ini berdasarkan bukti bahwa sekitar thn 647 di pantai utara Aceh ditemui orang Arab yang telah memeluk agama Islam.
Pendapat kedua bahwa pengaruh Islam masuk ke Indonesia abad ke -11, pendapat ini berdasarkan bukti diketemukannya batu nisan Fatimah Binti Maimun yang dikenal dengan batu Leran. Ditemukan di Tuban , Jawa timur, berangka tahun 1802.

Pendapat ketiga mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke - 13. Pendapat ini berdasarkan bukti-bukti sebagai berikut.
a. Batu nisan Sultan Malik as Saleh atau Malikkussaleh, raja Samudera Pasai yang pertama masuk Islam. Jadi Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia.
b. Catatan perjalanan Marco Polo menceritakan bahwa ia pernah singgah di Perlak th 1292. Diceritakan bahwa penduduk kota Perlak telah menganut agama Islam, sedangkan penduduk luar kota belum.
c. catatan Ibnu Batutah ( 1345-1346) yang mengatakan bahwa penguasa samudera Pasai menganut paham Syafii. Berarti agama Islam telah berkembang di Samudera Pasai.

Dari tiga pendapat di atas tampaknya yang paling kuat bukti-buktinyaadalah pendapat ketiga. sehingga dapat
disimpulkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia mulai abad ke-13 M dan mulai berkembang di Kerajaan Malaka.

2. Proses Agama Islam Masuk ke Indonesia.

Pada tahap pertama saluran islamisai di Indonesia melalui kegiatan perdagangan. Pada abad ke-7 sampai abad ke-16M, pedagang-pedagang muslim dari Arab, Persia, dan Gujarat-India berperan penting dalam proses Islamisasi melalui perdagangan. Ajaran Islam ternyata sangat menarik bagi masyarakat Indonesia, karena dalam Islam tidak mengenal kasta, seperti agama yang pernah dikenal.
Proses islamisasi melalui kegiatan perdagangan ini cukup berhasil. Di samping itu, keadaan politik di Majapahit mempercepat perkembangan ajaran agama Islam di Indonesia, terutama di Jawa. Karena sejak Majapahit mengalami kemunduran, para bupati pesisir banyak yang berusaha melepaskan diri.
Proses islamisasi yang dilakukan oleh para pedagang muslim di Indonesia adalah dengan cara bertempat tinggal sementara. Tidak sedikit yang menetap di sekitar pusat-pusat perdagangan. Lama kelamaan daerah tempat tinggal tersebut berkembang menjadi perkampungan pedagang muslim dari luar, yang disebut Pekojan. Diantara pedagang muslim tersebut ada yang berhasil menjadi Syahbandar kerajaan. Karena punya kedudukan sosial yang baik, sehingga diantara mereka ada yang menjadi menantu raja atau menjadi kerabat kaum bangsawan.

3. Faktor Pendukung Perkembangan Agama Islam Indonesia.

Dibanding dengan pengaruh Hindu dan Budha yang telah berkembangan sebelumnya, perkembangan pengaruh Islam di Indonesia berlangsung lebih cepat. Sehingga agama Islam berkembang dengan cepat dan meluas ke berbagai daerah di Indonesia.
Adapun faktor-faktor yang mendukung cepatnya perkembangan agama Islam di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut:
a. Ajaran Islam sangat sederhana, sehingga mudah diterima, dipahami, dan dihayati karena ajaran Islam dapat menyesuaikan dengan budaya setempat.
b. Syarat masuk Islam mudah, yaitu dengan mengucapkan kalimat Syahadat.
c. Islam tidak mengenal kasta, sehingga rakyat kecil lebih tertarik.
d. Upacara keagamaannya sangat sederhana, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
e. Islam disebarkan secara damai, berdasarkan kesadaran melalui berbagai cara, antara lain melalui kesenian dan akulturasi dengan budaya setempat.
f. Raja-raja yang telah masuk Islam giat menyebarkan agama Islam, yang dibantu para ulama atau para wali.




Minggu, 11 April 2010

A. HUBUNGAN INDONESIA DENGAN ASIA BARAT, DAN PUSAT PERKEMBANGAN ISLAM DI INDIA DAN PERSIA

Proses masuknya agama dan budaya Islam di Indonesia, tidak dapat dipisahkan dengan hubungan dagan Indonesia dengan Asia Barat. Hubungan dagang itu telah terpelihara dengan baik sejak awal masehi. Lambat laun hubungan dagan dengan Asia Barat berkembang dengan kedatangan para pedagang dari india dan persia yang telah beragama Islam.
Ketika di sumatra berkembang Kerajaan Sriwijaya abad ke-7 M, sebenarnya telah ada pedagang muslim yang melalui selat Malaka untuk mencari rempah-rempah. Tetapi karena kejayaan Sriwijaya berlangsung sampai awal abad ke -10 M maka pengaruh Islam belum terasa di indonesia. Setelah tidak ada kerajaan besar yang menguasai daerah Semenanjung Malaka, mulai terasa pengaruh islam dan Mendorong timbulnya kerajaan Islam di Indonesia.
Proses masuknya Islam ke daerah-daerah Indonesia berlangsung mulai abad ke-13 M. Peranan Pedagang dan ulama sangat besar, dalam penyebaran agama Islam di indonesia. Timbulnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia mempercepat proses Islamisasi ke daerah daerah di Indonesia.
1. Hubungan Dagang Indonesia dengan Asia Barat dan Asia Selatan.
Perdagangan melalui jalur laut antara asia Timur dengan Asia Barat telah melibatkan Indonesia terjun kedalam kegiatan perdagangan Internasional. Peranan Indonesia dalam hubungan dagang dengan Asia Barat dan Asia Selatan sangat besar, antara lain sebagai berikut:
a. Sebagai lalu lintas Perdagangan.
letak geografis Indonesia sejak awal Masehi telah dipandang mempunyai peranan yang strategis. Perairan Indonesia menghubungkan pelayaran internasional,yaitu menghubungkan pelayaran antara asia Timur, Asia selatan dan eropa. Posisi yang demikian membawa masyarakat Indonesia terlibat dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan Internasional.
b. Sebagai Penyedia Barang Dagangan ( Komoditi )
Indonesia yang beriklim tropis, sejak lama dikenal sebagai daerah subur penghasil barang dagangan yang dibutuhkan masyarakat dunia seperti beras, lada, rempah-rempah dan emas.
c. Sebagai Pelaku dalam kegiatan Perdagangan.
Didikung adanya kemampuan berlayar dan membuat kapal besar, masyarakat Indonesia banyak yg membawa barang dagangan sendiri ke Malaka, India dan China.
d. Sebagai Pengguna barang Dagangan ( Konsumen )
Orang Indonesia yang jumlah banyak merupakan konsumen barang dagangan yang potensial. Bagi orang asing, Indonesia merupakan pasar yang cukup menjanjikan bagi barang dagangan mereka. barang yang kita beli dari bangsa lain antara lain kain dan porselen.

2. Hubungan Indonesia dengan Pedagang Arab, persia dan Gujarat.
Para pedagan dari asia Selatan yang besar pengaruhnya terhadap penyebaran agama Islam di Indonesia adalah para pedagang dari Gujarat. Pada abad ke- 12 - 15 bandar Malaka merupakan pusat perdagangan yang penting artinya, sebab para pedagang menggunakan arah angin sebagai penggerak kapal, karena itu Malaka dijadikan Bandar transit.
Rempah-rempah dari Maluku diangkut ke barat dari pelabuhan-pelabuhan pesisir Jawa, pantai timur Sumatra dan terus ke Malaka. Dari Malaka pengangkutan diteruskan ke India oleh para pedagang Gujarat atau orang indonesia yang memiliki kemampuan berlayar sampai India. Dari India diteruskan ke eropa melalui teluk Oman dan teluk Persia. Oleh karena itu para pedagang Arab, Persia, dan India telah mondar mandir dari Barat ke Timur berhubungan dengan pedagang Indonesia.
Hubungan dagang itu kemudian berkembang menjadi hubungan budaya dan penyebaran agama Islam oleh para pedagang Gujarat, Persia dan Arab kepada pedagang Indonesia.

PROSES MASUK DAN PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

PENDAHULUAN
Hubungan dagang Indonesia dengan bangsa Persia, Arab dan Bangsa Gujarat_India, telah berlangsung sejak sekitar abad ke-7. Namun, karena pada waktu itu pengaruh kerajaan Sriwijaya dan Majapahit masih kuat dan pengaruh agama Hindu-Budha masih sangat berperan maka agama Islam yang dibawa oleh para pedagang tersebut belum menarik perhatian masyarakat Indonesia pada waktu itu.
Pudarnya pengaruh kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menyebabkan pengaruh Islam semakin mendapat angin untuk berkembang cepat dan meluas di Indonesia, sehingga mendorong berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Proses masuknya Islam Ke Indonesia erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan. Para Pedagang muslim besar peranannya dalam penyiaran agama Islam di Indonesia. Di samping pedagang, para ulama dari Arab, Persia dan Gujarat-India tidak kalah penting peranannya dalam pengembangan agama Islam di Indonesia.
Diantara para pedagang dan ulama ada yang menjadi penasehat raja atau bahkan ada yang menjadi menantu raja, atau setidaknya dekat dengan kaum bangsawan di Indonesia. Dengan demikian, proses penyebaran Islam semakin mudah dan cepat, karena peran dan pengaruh para bangsawan di berbagai daerah. misalnya, raja-raja dari Aceh dan Demak sangat gigih dalam menyebarkan Islam ke berbagai penjuru indonesia.